Minggu, 25 Desember 2011

relasi Martin Buber

Martin Buber dikenal masyarakat sebagai seorang Yahudi, dan orang yang mengikuti organisasi Zion. Ia cukup aktif di organisasi tersebut, ia mengedit tulisan Zionisme yaitu Die Wielt. Namun ia akhirnya keluar dari organisasi tersebut dikarenakan Zionisme dan Yahudi tidak membangun manusia secara rohani, tapi sudah menjadi organisasi politik. Itulah yang membuat Buber kecewa terhadap Zionisme dan Yahudi.
Pemikiran yang terkenal dari Martin Buber aadalah tentang dialog/relasi. Menurut Buber dasar setiap manusia adalah berelasi. Namun ia membedakan relasi itu menjadi dua, yaitu I – It dan I – Thou. I – It adalah ketika manusia berelasi baik dengan alam ataupun manusia, namun ia berelasi secara tidak menyeluruh. Maksudnya manusia berelasi dengan yang lain sebagai objek. Contohnya adalah relasi kita dengan pohon, kita masih bisa menjelaskan kenapa kita menyukai/berelasi pohon itu, mungkin kita menyukai karena pohon itu rindang, daunnya berwarna hijau, bisa menghasilkan buah, dll.
Ini berbeda dengan I – Thou, I – Thou itu sebuah relasi yang menyeluruh, maksudnya adalah manusia berelasi dengan yang lain sebagai subjek, dan hal itu sulit untuk menjelaskan kenapa kita bisa berelasi karena kita berelasi secara menyeluruh, dan bisa dibilang semua itu berasal dari grace. Sebagai contoh lagi adalah bagaimana kita berelasi dengan pohon secara I – Thou, kita menyukai/berelasi pohon bukan karena kita menyukai pohon karena sesuatu, tapi menyukai pohon sebagai pohon yang menyeluruh yang membuat kita tidak tahu kenapa kita menyukai pohon tersebut. Memang sulit untuk menjelaskan relasi I – Thou karena itu hal yang membuat hasrat manusia berelasi kepada benda lain tanpa melihat benda itu apa.
Apabila kita melihat I –It dan I – Thou, kita merasakan bahwa semua itu bertolak belakang. Dan menurut Buber mungkin saja I – It itu berubah menjadi I – Thou, dan berubah lagi menjadi I – It, dst. Jadi keadaan I –It dan I –Thou itu adalah keadaan saat ini, bukan masa lalu, ataupun yang akan datang. Sebenarnya menurut Buber relasi I – Thou mencapai puncaknya ketika manusia berelasi dengan Tuhan. Karena menurut Buber relasi I – Thou dengan Tuhan tidak akan berubah menjadi I –It karena itu abadi. Jadi menurut Buber dialog atau relasi itu sangat penting, dan tidak ada manusia yang tidak melakukan relasi baik itu I – It ataupun I – Thou.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar